Saat saya masih kecil, saya suka sekali dengan astronomi. Seperti anak kecil lainnya, cita-cita saya banyak banget. Salah satunya saya ingin jadi astronot. Terbang dengan pesawat ulang alik ke luar angkasa, merasakan gravitasi nol, melayang-layang sambil menikmati pemandangan bumi yang indah di antara gelapnya luar angkasa.
Kegemaran saya akan astronomi masih berlanjut sampai sekarang. Di stumbleupon, saya mencantumkan astronomy. Saya suka sekali browsing tentang alam semesta ini. Melihat indahnya foto-foto hasil teleskop Hubble, menciptakan planetarium mini di layar laptop saya ini. Menyenangkan sekaligus menyadarkan saya bahwa maha besar Sang Pencipta.
Hari ini saya membaca Kompas.com. Di rubrik Sains, saya menemukan sebuah artikel menarik: Alam Semesta Kita Bukan Satu-satunya?. Di dalam artikel itu dijelaskan bahwa Roger Penrose dari Universitas Oxford dan Vahe Gurzadyan dari Yerevan State University di Armenia, mengemukakan teori baru alam semesta. Menurut mereka, alam semesta yang kita tahu adalah sebuah gelembung yang ada dalam semesta yang lebih besar. Semesta tersebut juga diisi dengan gelembung-gelembung lain.
Saya syok membacanya. Bukan karena teori yang mengejutkan, namun saya sudah familiar dengan teori itu, saat saya bahkan baru duduk di taman kanak-kanak. Itu adalah teori yang saya buat sendiri mengenai alam semesta kala. Silly..
Dulu saya adalah anak kecil dengan tingkat fantasi yang melebihi rata-rata. Tingkat keingintahuan saya sangat besar, sehingga jika tidak bisa menemukan jawabannya saya suka sekali berkutat dengan pemikiran aneh sendiri.
Saya ingat, dulu yang ingin saya ketahui adalah di manakah keberadaan Tuhan. Saya sudah tidak percaya bahwa Tuhan ada di awan, karena kala itu saya sudah gemar sains, saya tahu bahwa awan hanyalah sebuah peristiwa alam. Akhirnya muncullah teori gelembung itu. Semua benda langit yaitu bintang dan planet bentuknya bulat. Kemudian saya menarik kesimpulan bahwa alam semesta ini bentuknya bulat, yang berada di semesta yang lebih luas lagi. Di dalam semesta yang lebih luas lagi itu, ada banyak bulatan-bulatan sama seperti bulatan alam semesta tempat manusia berada. Nah, di alam semesta yang lebih luas itulah Tuhan berada. Dari sana Dia bisa mengatur semuanya.
Saya terkejut ternyata ‘pemikiran nakal’ saya itu sama dengan teori yang dibuat ilmuwan. Bedanya, tujuan mereka meneliti itu murni karena ilmu pengetahuan, bukan untuk pencarian di mana tempat Tuhan berada. Agak lucu, pemikiran anak umur 5 tahun sama dengan teori ilmuwan. Hahaha…
Jatinangor
y&c
0 comments:
Post a Comment