Di tengah ngantuk-ngantuk lucu, diiringi tetesan air hujan di pagi hari ini, tiba-tiba muncul aja pikiran aneh-aneh di otak ini. Daripada mubazir, mending dishare kan…
Anda perokok? I don’t care. Saya perokok. So what?
Belakangan ini, saya mulai eneg dengan KAMPANYE STOP MEROKOK.
Entahlah, mungkin karena saya perokok, jadi saya menjadikan pemikiran saya ini sebagai dasar pembelaan..
Kenapa sih harus digembar-gemborkan, setiap berapa menit beberapa orang meninggal karena rokok. Hahhh, mereka kira rokok bawa celurit, lalu menebas satu persatu kepala para ‘korban’ yang meninggal akibat rokok itu?
Pemikiran tolol? Terserah Anda mau bilang apa. In fact, itulah yang terjadi. Bukan rokok yang membunuh. Kampanye yang salah kaprah. Bisa jadi racun yang terkandung pada rokok memicu suatu penyakit, tapi banyak juga faktor di luar sana yang bisa menyebabkan kematian. Kenapa hanya KAMPANYE STOP MEROKOK saja yang digenjot habis-habisan? Kalau seseorang mau hidupnya seperti apapun, mau sehat atau sakit, bukankah itu hak tiap individu? Jangan-jangan tidak masuk HAM ya???
Pikiran liar saya melayang pada sebuah persaingan dagang yang tidak sehat antara perdagangan rokok negara berkembang dan negara maju. Ini juga didasari dari notes salah seorang teman di facebook beberapa waktu lalu. Tahu gak siapa yang berperan di balik kampanye gak masuk akal itu? WHO. Sebuah Organisasi Kesehatan Dunia PBB yang bermarkas di.. ya tepat sekali New York, Amerika Serikat!
Tidak ada yang memungkiri, rokok Indonesia adalah rokok paling nikmat sejagad.Di luar negri, rokok Indonesia sangatlah mahal. Ya karena kenikmatannya itu. Mungkin bagi Anda yang perokok, Anda pun setuju dengan pernyataan saya itu. Rokok kretek Indonesia pun merajalela di seantero dunia. Siapa yang ketar-ketir? Amerikalah. Negara adidaya yang ‘memiliki dunia’ takut kalo industri rokok mereka drop karena masuknya rokok-rokok nikmat dari Indonesia. Amerika sebagai donatur terbesar PBB jelaslah punya hak suara di WHO. Amerika bilang ini itu, juga dilakuin. Jadilah KAMPANYE ANTI ROKOK dijadikan sebagai tameng persaingan industri rokok yang tidak sehat.
Kenapa kita jarang mendengar KAMPANYE STOP MINUM MINUMAN BERALKOHOL? Ya karena minuman-minuman keras itu kebanyakan datang dari Amerika. Jelas-jelas, kemampuan ‘membunuh’ dari minuman beralkohol lebih hebat daripada rokok. Kenapa tidak ada KAMPANYE ANTI ALKOHOL?
Tahukah kalian, saya sendiri tidak punya data yang jelas dan malas sekali untuk browsing karena di ombang-ambing rasa ngantuk ini, jutaan penduduk Indonesia hidupnya bergantung dari rokok. Mulai dari hulu, contohnya petani tembakau, hingga hilir, seperti penjual asongan yang menjajakan rokok. Terbayang, jika KAMPANYE STOP MEROKOK berhasil, berapa banyak orang yang akan kehilangan mata pencaharian. Karena pembeli rokok menurun, omset pedagang asongan pun terjun bebas, lalu efek domino bersambung, hingga sampailah pada petani tembakau. Permintaan daun tembakau sebagai bahan baku rokok pun menukik tajam, merugilah mereka semua.
Pernah terpikir gak pemikiran saya ini di benak Anda yang PRO terhadap KAMPANYE STOP MEROKOK? Jadi sebaiknya kalian pikirkanlah matang-matang sebagai seorang intelektual. Saya tidak bilang kalau pemikiran saya ini benar, ini kan hanya sharing. Benarkah rokok itu membunuh?
Anda beragama? Ya tentu saja, karena di negara ini (saya berasumsi pembaca blog ini berasal dari Indonesia semua), WAJIB beragama. Tahukan, siapa yang menentukan hidup dan matinya seseorang? Tiada lain, Dialah Sang Maha Besar. Jadi masih menyalahkan rokok? Don’t take your decision now, just think more wisely about this issue :)
Jatinangor, y&c
0 comments:
Post a Comment