Pasti Anda semua pernah dong diajarkan waktu dulu di sekolah dasar. 'Buanglah sampah pada tempatnya'. Nah tempatnya apa tapi ya? Ya bisa tempat sampah, bisa pinggir jalan, bisa got, bisa sungai, bisa di mana saja. Entah kesalahan guru di SD atau memang otak yang terlampau kritis sampai saya bisa berpikiran 'setolol' itu. Haha
Anyway, ada tempat sampah baru di era teknologi internet seperti sekarang ini. Yuppp, it's Twitter!! Sebuah mini blog karyanya Obvious Corp. Twitter adalah sebuah situs mikroblog dan situs web jejaring sosial yang memberikan fasilitas bagi pengguna untuk mengirimkan ‘pembaharuan’ (atau pembaruan ya? Yahhh whatever) berupa tulisan teks dengan panjang maksimum 140 karakter. Semua yang terlintas di pikiran Anda, bisa dimuntahkan di sana. Gratis! (biasanya orang Indonesia demen nih yang gratisan). Anda cukup membuka situs ini dari PC, laptop, handphone, atau mungkin dari aplikasi penunjang untuk di smartphone Anda, ketak-ketik ketak-ketik, terbaca deh sama semua pengikut Anda.
Saya membuat akun Twitter dengan username yogicerdito sekitar setahun lalu. Sekarang, jumlah tweet saya sudah 17.480. Banyak yang bilang, kalau saya suka ngetweet sampah (‘ngetweet’ adalah bahasa populer yang digunakan untuk meng-Indonesiakan kata ‘tweeting’). Sampah karena semua pemikiran saya pos di twitter. Mulai dari baru bangun, sampai akan memejamkan mata. Memang agak tidak penting, tapi di situlah esensinya Twitter. What’s happening. Remember?!
Banyak orang kemudian beranggapan bahwa saya adalah tipe orang yang vulgar, terlalu obvious, terbuka. Salah besar jika Anda menilai karakter seseorang dari akun Twitter-nya. Mungkin untuk sebagian kalangan bisa, namun tidak untuk menilai karakter saya. Justru twitter menjadi sebuah alter ego untuk saya menumpahkan semua karakter tersembunyi saya. Saya termasuk tipe orang yang tertutup. Tertutup untuk orang-orang baru, bahkan keluarga sekalipun. Hanya kepada orang-orang tertentu saja, saya bisa blak-blakan menceritakan kehidupan pribadi. Selebihnya, saya masih harus mengumpulkan keberanian dan penilaian terhadap orang tersebut.
Sejak masih kecil pun, ibu saya selalu bilang ke orang-orang bahwa saya adalah tipe orang yang tertutup dan hanya memendam semuanya untuk diri sendiri. Maklum, ibu saya mengambil kuliah jurusan psikologi anak, sehingga dia paham betul kondisi anaknya.
Saya sendiri juga heran, di Twitter, saya bisa menumpahkan semuanya. Sebutlah itu menjadi media saya. Media agar saya tidak menyimpan semuanya di hati. Bagi saya Twitter memanglah sebuah tempat sampah. Sampah-sampah pikiran yang mengganggu. Saya sadar, kalau saya memiliki kekurangan dalam menyampaikan sesuatu ke orang lain. Tidak bisa melalui kata-kata, saya lebih suka melalui tindakan. Nah masalahnya, tidak semua orang peka pada gesture orang lain. Mungkin inilah penyebab saya kurang lancar dalam percintaan (hiyaaa jadi cur currr). Blog juga adalah sebuah media bagi saya untuk memuntahkan semua isi hati ke dalam bentuk tulisan. Intinya adalah saya cinta internet dan semua situs yang berkenaan dengan ‘muntah’. Di sana, saya bisa melepaskan semuanya. How about you? Jangan kapok ya follow saya di Twitter.
Jakarta, y&c
0 comments:
Post a Comment